Kamis, 15 Januari 2009

Cerita Penggugah Semangat

#

"NANCY MATTHEWS EDISON"

Suatu Hari, Seorang Bocah Berusia 4 Tahun, Agak Tuli Dan Bodoh Di Sekolah, Pulang Ke Rumahnya Membawa Secarik Kertas Dari Gurunya. Ibunya Membaca Kertas Tersebut, " Tommy, Anak Ibu, Sangat Bodoh. Kami Minta Ibu Untuk Mengeluarkannya Dari Sekolah."Sang Ibu Terhenyak Membaca Surat Ini, Namun Ia Segera Membuat Tekad Yang Teguh, " Anak Saya Tommy, Bukan Anak Bodoh. Saya Sendiri Yang Akan Mendidik Dan Mengajar Dia."Tommy Bertumbuh Menjadi Thomas Alva Edison, Salah Satu Penemu Terbesar Di Dunia. Dia Hanya Bersekolah Sekitar 3 Bulan, Dan Secara Fisik Agak Tuli, Namun Itu Semua Ternyata Bukan Penghalang Untuk Terus Maju.Tak Banyak Orang Mengenal Siapa Nancy Mattews, Namun Bila Kita Mendengar Nama Edison, Kita Langsung Tahu Bahwa Dialah Penemu Paling Berpengaruh Dalam Sejarah. Thomas Alva Edison Menjadi Seorang Penemu Dengan 1.093 Paten Penemuan Atas Namanya. Siapa Yang Sebelumnya Menyangka Bahwa Bocah Tuli Yang Bodoh Sampai-Sampai Diminta Keluar Dari Sekolah, Akhirnya Bisa Menjadi Seorang Genius? Jawabannya Adalah Ibunya!Ya, Nancy Edison, Ibu Dari Thomas Alva Edison, Tidak Menyerah Begitu Saja Dengan Pendapat Pihak Sekolah Terhadap Anaknya. Nancy Yang Memutuskan Untuk Menjadi Guru Pribadi Bagi Pendidikan Edison Dirumah, Telah Menjadikan Puteranya Menjadi Orang Yang Percaya Bahwa Dirinya Berarti. Nancy Yang Memulihkan Kepercayaan Diri Edison, Dan Hal Itu Mungkin Sangat Berat Baginya. Namun Ia Tidak Sekalipun membiarkan Keterbatasan Membuatnya Berhenti...

MENGHUKUM TANPA KEKERASAN

Berikut ini adalah cerita masa muda Dr. Arun Gandhi (cucu dari MahatmaGandhi). Waktu itu Arun masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua disebuah lembaga yang didirikan oleh kakeknya yaitu Mahatma Gandhi, di tengah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika selatan. Mereka tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tidak heran bila Arun dan dua saudara perempuannya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop. Suatu hari ayah Arun meminta Arun untuk mengantarkan ayahnya ke kota untukmenghadiri konferensi sehari penuh. Dan Arun sangat gembira dengan kesempatan ini. Tahu bahwa Arun akan pergi ke kota, ibunya memberikan daftar belanjaan untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, ayahnya juga minta untuk mengerjakan pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil dibengkel. Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, "Ayah tunggu kau disinijam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama. ". Segera Arunmenyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayahnya. Kemudian, Arun pergi ke bioskop, dan dia benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jammenunjukkan pukul 17:30, langsung Arun berlari menuju bengkel mobil danterburu-buru menjemput ayahnya yang sudah menunggunya sedari tadi. Saat itusudah hampir pukul 18:00. Dengan gelisah ayahnya menanyakan Arun "Kenapa kau terlambat?".Arun sangat malu untuk mengakui bahwa dia menonton film John Wayne sehingga dia menjawab "Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu".Padahal ternyata tanpa sepengetahuan Arun, ayahnya telah menelepon bengkel mobil itu. Dan kini ayahnya tahu kalau Arun berbohong. Lalu Ayahnya berkata, "Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik- baik.". Lalu, Ayahnya dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya mulai berjalankaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan samasekali tidak rata. Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya, maka selama limasetengah jam, Arun mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau, melihatpenderitaan yang dialami oleh ayahnya hanya karena kebodohan bodoh yang Arunlakukan.Sejak itu Arun tidak pernah akan berbohong lagi.*Pernyataan Arun:*"Sering kali saya berpikir mengenai episode ini dan merasa heran. Seandainya Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang samalagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan.."
(Sumber : kumpulan cerita motivasi)

3 komentar:

  1. Sungguh cerita yang membuat kita semakin percaya dengan apa yang Allah berikan kepada kita

    BalasHapus
  2. jujur...setelah saya membaca wacana yang anda tampilkan, saya langsung menangis. menyesali betapa saya juga telah melakukan hal yang bodoh seperti si Arun. Begitu banyak waktu saya sia-siakan. sungguh berdosanya saya sebagai anak atas ibu yang telah melahirkan saya. mulai hari ini saya akan berusaha keras membuat ibu saya tersenyum karena telah bangga melahirkan saya.

    BalasHapus
  3. subhanallah sungguh inspirasi besar untuk kita para ibu cara mendidik anak dengan benar

    BalasHapus